“You never lose if you never Quit” begitulah sepatah kata bijak dari buku Simon Sinek yang berjudul “The Infinite Game”. Pepatah ini sudah jadi kata keramat yang selalu dipegang oleh pemilik bisnis.
Sebagai pemilik bisnis seringkali percaya kalau bisnis itu semakin lama dijalani akan semakin matang, kematangan ini yang akan mengundang lebih banyak keuntungan dikemudian hari. Maka dari itu, kita cukup bertahan saja maka kemenangan akan menghampiri kita suatu saat nanti, selama kita mau teguh bertahan di masing – masing fasenya.
Fase 1 : Forming
Pada Fase ini kita baru saja membentuk sebuah usaha, pada fase ini semuanya penuh dengan optimisme banyak juga bisnis yang dimulai penuh dengan idealisme. Layaknya bulan madu fase ini adalah fase yang paling menyenangkan karena seolah-olah kita sedang memulai sebuah perjalanan bisnis yang menyenangkan, hingga pada akhirnya kita dihadapkan oleh masalah pertama
Fase 2 : Storming
Masalah pertama hadir di bisnis kita, rutinitasnya tidak semenyenangkan harapan kita di awal membangun usaha, belum juga selesai masalah pertama muncul lagi masalah berikutnya, berikutnya dan berikutnya. Masalah yang bertubi-tubi ini membuat kita merasa berada di tengah badai kehidupan. Belum lagi ketika kita mengambil satu saja keputusan bisnis yang salah, kita bisa dihukum dengan rentetan permasalahan baru lainnya. Di sinilah ujian “bertahan” yang sesungguhnya. Banyak yang memutuskan untuk membuang idealismenya, lebih banyak lagi yang memutuskan untuk menyerah dan kalah. Namun, jika kita bisa bertahan kita akan sampai di fase berikutnya
Fase 3 : Normalizing
Semua masalah yang datang sekarang tidak lagi membuat kita kebingungan, hal – hal ajaib yang hadir di bisnis kita nggak lagi bikin kita kehilangan arah, tim kitapun semakin lihai dalam menghadapi tantangan, dan organisasi kita semakin kokoh menjulang. Kita seolah terjebak dalam rutinitas, semua kegiatan menjadi Business as Usual. Dari luar bisnis kita sudah terlihat sebagai bisnis yang sukses, nggak sedikit juga pengusaha yang mulai berani menaikkan gaya hidupnya di fase ini. “Semuanya berjalan baik, semuanya berjalan lancar sepertinya ini kesuksesan”. Padahal, namanya berwirausaha selalu ada saja bahaya yang siap mengjegal di depan.
Fase 4 : Storming (harder)
Di tengah laut yang tenang tiba-tiba kapal kita diterjang kembali oleh badai yang lebih besar. Badainya bisa saja datang dari luar (covid misalnya) bisa juga datang dari kekeliruan pemilik bisnis sendiri dalam mengambil keputusan. Maklum sedang nyaman-nyamannya, pemilik bisnis jadi tidak “awas” dalam melihat masalah. Berbeda dengan fase Storming di awal pendirian yang mana kesalahan pengambilan keputusan hanya berdampak kecil, di perusahaan besar kesalahan ini bisa jadi berakibat fatal. Di sinilah ujian bertahan yang sesungguhnya, pemilik bisnis tidak lagi diuju secara mental individu, tapi juga ditantang secara organisasi. Di sinilah kemampuan tim dalam menavigasi masalah benar-benar diuji.
Fase 5 : The New Normal
Semua permasalahan yang terjadi membuat kita semakin matang, membuat kita melihat masalah bukan sebagai hal yang menakutkan, melainkan tantangan yang dengan percaya diri kita jemput dan taklukkan. Kita bukan lagi pelayar pemula, kita sudah jadi nahkoda cekatan yang dengan percaya diri siap menerjang kejamnya lautan. Kita sudah terbiasa untuk selalu awas terhadap semua tantangan, terus berinovasi sambil melajukan kapal dalam kecepatan yang mengagumkan. Kita sudah siap untuk naik kelas
Fase 6 : Business Excellence
Bisnis sudah masuk dalam fase terbaiknya, menjadi yang terbaik di kelasnya , menjadi top of mind di mata konsumen, dan mengundang para manusia terbaik untuk menjadi bagiannya. Karyawan jempolan memastikan inovasi selalu tercipta, sehingga usaha kita selalu menjadi yang terdepan.
Business Excellence adalah tujuan dari setiap pemilik usaha. Pertanyaannya, beranikah kita bertahan dan membayar harganya?
Nyoman Anom Mediana
President Director of Sentinel Cakra Buana